MAJENE, Sebelas.id — Warga Desa Putta’da mengeluhkan kondisi lingkungan paska proses pembangunan proyek embung di Desa Leppangan mulai berjalan, kecamatan Sendana, kabupaten Majene.
Pasalnya, pembangunan embung yang terletak di wilayah Desa Leppangan, merusak beberapa fasilitas masyarakat, karena menjadi akses alat berat proyek.
Salah seorang warga setempat Gusman mengungkapkan, keputusan yang diambil oleh pihak kontraktor yang memilih jalan menuju tempat proyek membuat masyarakat setempat marah.
“Warga putta’da sangat dirugikan, pengerjaan proyek ini merusak lapangan, parit, lahan pertanian serta pipa-pipa air yang pecah.” Ungkap Gusman. Selasa, 27 April 2021.
Gusman menegaskan, pihak kontraktor harus bertanggungjawab atas insiden pengrusakan yang dilakukan di wilayah Desa Putta’da.
“Intinya, pihak proyek jangan egois, harus bertanggung jawab. karena kerusakan terjadi berawal dari aktifitas mobilisasi alat berat pada melalui wilayah Desa Putta’da” tegas Gusman juga ketua karang taruna Desa Putta’da.
Bukan hanya itu, Lanjutnya, apa yang kita lakukan harusnya memberikan kenyamanan bersama tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat terutama para petani.
“Kami sudah komunikasi dengan kepala desa Puttada untuk menghentikan apabila ada lagi alat berat yang melalui desa kami. Serta kerugian warga harus segera dilunasi pihak proyek” Tambah Gusman
Sementara itu, di tempat lain Mamat, juga warga Desa Leppangan mengatakan bahwa dari awal proyek embung yang sementara dibangun tersebut sudah bermasalah.
“kurang sosialisasi sehingga masih banyak masyarakat tidak mendapatkan informasi yang jelas dari proyek ini hanya jalan yang semakin rusak dan debu dari truk-truk yang masyarakat dapatkan” kata Mamat kepada wartawan sebelas.id
Sejumlah pekerja lapangan di datangi awak media sebelas.id meminta keterangan. namun mereka enggan untuk memberikan komentar terkait persoalan itu.
“Maaf itu bukan kewenangan kami,” ujar salah satu pekerja.
Reporter: Syukran Tahir
Editor : Redaksi